Kita Yang Terabaikan

Kepadamu, adakah setia dalam kita yang terabaikan.

Memahami segala tentangmu adalah usahaku untuk bersetia.
Kucoba dengan begini, dengan begitu, 
dengan cara 1, 2, 3 dan seterusnya.
Dan aku tak juga mampu.

Semisal usahaku mengajakmu bicara.
Baru tercipta beberapa kalimat saja lidahku terasa goyah, 
getir berucap kata, diam tanpa bahasa.
Oh betapa sangat susahnya aku menyusup masuk dalam pikiranmu.
Lantas dengan upaya apa aku dapat memelukmu, 
mengecupmu dengan rasa yang bukan nafsu.

Mungkin kamu bosan, hingga kamu pergi.
Inginku bertanya kenapa aku ditinggalkan tanpa sebab.
Namun waktu dengan cepat mengingatkanku, aku bukanlah sesiapamu.
Kita dipertemukan. Tepatnya kau datang, menyapa lalu aku jatuh cinta.
Salahku, kesalahanku yang terlalu terburu mencintaimu hingga dada ini terasa sesak.
Salahku, kesalahanku meletakkan hati dalam desahan nafas kita.
Salahku, kesalahanku terlalu percaya dalam menikmati rasa yang kau cipta.
Salahku, kesalahanku yang tidak pernah menyesali kesalahanku.

.............................................
Yang paling setia adalah kesendirian.
Ia tidak menuntut disapa,
tidak menunggu rindu berbalas,
dan tidak menyusahkan siapa pun.

Postingan Populer