Waktu Terpanjang Bersamamu

Inginku adalah mendekapmu lebih lama lagi, bukan sebab udara pagi kota ini sedang basah karena langit diluar sana berwarna abu-abu pekat  dengan tambahan gerimis-gerimis manis yang turun tanpa henti. Inginku adalah mendekapmu seerat-eratnya dekapan lantaran rinduku padamu yang bukan hanya sekedar cumbu.

Kukatakan aku merindumu: rindu menatap matamu yang kerap kau sembunyikan dalam pejam, rindu pada barisan rapi gigimu saat  senyum itu terbuka, rindu dengan obrolan yang  kadang menggantung dan tak jarang berakhir begitu saja, rindu melangkah bersama kala mengantarmu pulang, rindu dengan caramu bersamaku yang tak pernah kupahami.

Kau terlelap disampingku saat gerimis mengubah dirinya menjadi hujan. Kau tahu? Derasnya hujan tak sebanding dengan derasnya rasa yang mengalir di dalam diriku. Entah sumbernya dari mana, dadaku terus berdebar hangat, aku mencoba menahan diriku untuk tidak bertingkah bodoh lagi namun yang terjadi adalah kebenaran atas kebodohanku. Kau terjaga kala tangan nakalku asyik bermain diatas dadamu. Hehe... Maaf buatmu tak nyaman, sayang.


Denganmu. Harapanku, ketakutanku, dan hal yang kerap terpikirkan tentangmu hilang begitu saja. Disampingmu aku menyandarkan diri dan menakar-nakar hari yang telah berlalu mengingat waktu terpanjang bersamamu adalah saat kau mampu terlelap disampingku. Walau tak akan mungkin terulang, inginku adalah kau selalu ada.

Kau pun terjaga yang menyadarkan aku bahwa keinginanku belum tentu menjadi keinginamu. Aku memelukmu yang terbaik yang mampu aku lakukan adalah membuatmu betah.

Kau yang terus berada dalam pikiranku, ajari aku mencintaimu, menjadi lelaki terbaikmu.

Postingan Populer