Tuhan, Hujan, Kamu, dan Kenangan

Terima kasih Tuhan,
Terima kasih hujan,
Terima kasih kamu.

Satu hari setelah sekian lama tidak bersama, Tuhan berikan kesempatan untuk aku dapat berada dekat dengan kamu dalam waktu yang lama. Berdosalah aku jika tidak memanjatkan syukur. Berjarak sekejap mata, mematikan segala hal yang ada dikepala. Rangkaian kata manis dalam kalimat-kalimat indah terkunci di ujung lidah, tadinya aku ingin menguraikan apa-apa yang melekat di dalam dada dan bodohnya terucap basa-basi lagi. Jadi sepanjang hari hanya ada kenangan dalam obrolan teman. Sebatas itu pun sudah sangat menyenangkan, aku membawa pulang kebahagiaan. Rindu telah pupus, lalu merindu lagi. Rasa yang pernah ada tidak juga berubah. Memujamu semakin hari semakin jadi. 

Obrolan basi itu kita sebut hujan. Hari kita dipertemukan, hujan turun dengan sangat menyenangkan, menghimpun semua orang untuk meneduh merapatkan diri. Semua orang saling berdekatan meski tidak kenal, kecuali aku dan kamu. Berkatnya, obrolan yang bla bla bla... itu semakin hangat hingga tibanya gelap. Lalu? lalu selalu ada cerita yang kita namakan sebagai kenangan. Dipertemuan yang ke sekian, kita meniatkan diri untuk duduk manis dipinggiran danau, menikmati langit biru dan tarian para peri awan. Namun dalam perjalanan hujan turus dengan sangat deras, kita menepi bersama orang-orang yang tidak dikenal disebuah halte. Dan kita merapatkan diri sebab hujan enggan mereda, hujan mengingkan kita membuka kenangan dengannya. Jangan lupakan hujan.

Kilatan yang sesekali muncul mengingatkan aku untuk tidak terlalu jauh membangun dunia dalam bola matamu. Dunia dengan tebaran bintang-bintang, aroma kopi, sisa hujan, dan dua pasang mata yang saling melekatkan senyum. Berhenti disitu, cukup disitu batas khayalku. Kita adalah sepasang cerita yang entah dimulai sejak kapan dan belum memiliki akhir. Andaikan aku seorang penulis, aku akan mengakhiri cerita dengan, dan keduanya hidup bahagia selamanya dengan awal kisah ketika itu...., Kamu adalah peran utama, aku pemujamu. 




Postingan Populer