Senja Basah

Langit kota yang pernah kau rindukan sedang dalam selimut mendung. 
Pertanda hujan sebentar lagi turun. 
Deras atau sekedar lalu aku tak dapat beritahu. 
Kamu dimana? seperti tak peduli jika ada seorang dalam kota ini butuh kehangatan.
Betah adalah rindu yang masih saja setia menunggu dan sial adalah sepanjang tahun langit tak pernah membiru, putih kelabu.

Senja basah,
Tadi aku titipkan lagi pesan pada ribuan tetes hujan yang tak sekalipun bosan mendengarkan ucapan sayu dari pikiranku. Tersebut namanmu yang entah dimana, dalam lara hati, bersetia adalah penantian panjang tanpa mengubah kedudukan tempatmu di lubuk hati. Jika tidak ku temukan kau dalam mimpiku, mungkin sendiri adalah karma atas sebab kau tak pernah ingin kembali.

Senja Basah,
Ada bendungan kristal yang tumpah dari kelopak mata. 
Adalah ingatan perihal kenapa Tuhan mempertemukan kita. Dengan caraNya, 
Aku dan kamu disatukan tanpa mempertanyakan kita ini siapa? 
Tanpa meragu tempat kita dimana? 
Tanpa ikatan yang seharusnya ada,
Kau menginginkanya sedangku tidak, 
Kau pastilah kecewa dan aku sangatlah menyesal.
Lalu kau menjauh dan aku mencari. 

Oh .... Maaf untuk rengekan menyedihkan ini. 
Jika saja kau sedia meluangkan waktumu mendengarkan suara hujan, 
Aku tidak akan lagi memintamu kembali. 
Mungkin,

Aku tidak pernah yakin untuk melupakanmu.




Postingan Populer