Ingatan

Diluar jendela hujan masih turun dengan tenang, walau tak terlihat jelas namun terdengar  kian menderas. Sudah seminggu ini matahari tertutupi mendung, sepanjang perjalanan pulang kerja jalanan selalu basah dan kadang masih menyisakan rintik-rintik kecil di genangan air yang tertangkap oleh lampu jalanan. November, musim hujan baru saja mulai dan sekarang adalah hari jumat. 

Jumat, apakah aku sedang mengingat? sepertiya. Aku sedang mengingat lagi. Duduk dihadapan laptop dengan ingatan, kamu. Lagi-lagi tentang kamu, seolah tidak ada ingatan lain selain kamu. Bangsat memang, cerita diantara kita sudah lama berakhir namun kenyataan aku masih belum dapat meninggalkan peran yang kita mainkan bersama.

Ingat ketika jumat? tanpa ada parade kita selalu merayakan datangnya jumat. Akan selalu ada salam khusus yang tidak pernah kita cari tahu dari mana itu bermula. Namun siapapun bangun lebih awal ia yang akan memberi salam, dan keparatnya aku selalu kesiangan.

Ingat setiap kali hujan turun? akan selalu ada perdebatan panjang yang membuat kita enggan berpelukan. Dan meski tidak berpeluk namun ada kehangatan dalam kopi yang kau tuangkan pada malam yang tidak berbintang. Menurutku itu menyenangkan, tapi entahlah. Kamu adalah seorang yang mencintai langit dengan kerlap-kerlipnya.

Ingat toko buku? ia itu hal yang mungkin menyebalkan, dimana aku lebih asyik membaca daripada mendengarkanmu bercerita. Dan ketika waktunya kamu mendengarkan,  yang aku ceritakan adalah apa yang aku baca. Ini serupa bencana, tidaklah itu egois? benar aku cukup egois.

Ingat... Sudahlah, cukup sudah.

Hari ini adalah awal November, kita tahu akan lebih sering mendung dan hujan daripada matahari bersinar. Jagalah agar pakaianmu selalu kering, sorry bukan itu maksudku. Kuharap kau selalu baik-baik saja. Seperti halnya ingatan, ingatlah yang baik-baik saja karena itu akan membuatmu tersenyum sekalipun matahari sedang tidak cerah.

Komentar

Postingan Populer