Langit Merah Merona

Lepas magrib, seorang yang sangat dikenal berpasan dijalan. Langkahku terhenti, kamu tersenyum dan aku menyapa. Hai, Kamu yang masih saja merona dalam senja ibu kota

Dulu aku hanya pernah mengucapkan cinta padamu, bukan tanpa sebab tapi karena kau ingin tahu apakah aku mencintaimu. Hanya satu kali dan tidak pernah terulang lagi sampai saat ini.  Aku tidak berusaha untuk mengingatnya, namun pada kenyataan hingga saat ini rasa itu tidak pernah berubah, sekalipun aku tidak denganmu dalam ikatan apapun, sekalipun kamu bersamanya.


Aku dan kamu tertahan dalam obrolan, topik yang jadi bahasan utama adalah soal pekerjaan. Basi, kamu tahu itu hanya sebagai ganjalan waktu agar aku bisa lama disitu. Siapa suruh menjawab salamku dan siapa yang peduli dengan suara kendaraan yang kian menderu-deru jalanan, itu bukan penghalang untuk ku dapat berada lama di dekatmu.

Orang akan bilang aku tidak tahu diri. Coba pikir kalau pacarmu asyik berbincang dengan...bisa kau sebut mantanmu biar lebih mudah untuk kita perbincangkan. Apa maksud dari ucapan dan waktu berlama tanpa ada arah dan tujuan bersama mantan. Itu akan membuatmu terbakar cemburu bukan? Katanya cemburu itu wajar, tapi aku rasa pacarmu itu agak berlebihan atau mungkin ada dalam golongan orang yang takut kehilangan perihal mantan. Mereka pikir mantan ibarat makanan kesukaanmu yang jika kau makan berlebihan akan membuatmu mual dan bahkan membuatmu sakit tapi kamudian tetap saja kamu ingin memakannya, entahlah.


Gelap malam tidak dapat ditahan, kita masih berdiri diantara lalu lalang para mahluk yang ingin pulang. Tadinya aku pikir kamu akan segera pulang setelah tahu kabar aku, tapi kamu masih saja disitu, dihadapanku dan dibawah hangatnya lampu jalanan.

Orang akan bilang apa lagi jika tahu aku masih saja betah berbincang denganmu. Brandal ?Keparat atau bajingan perusak hubungan. Ada dimana posisiku dan haruskah aku menjelaskannya? Kurasa tidak perlu. Mereka orang-orang baik yang peduli terhadap hubunganmu dengannya. Mereka melindungimu, entahlah.


Satu jam berlalu tanpa kopi, obrolan panjang tidak tentu arah yang berakhir dengan kalimat tanya. Sejauh mana hubungan kamu dengan dia. Iya dia yang sebentar lagi akan datang menjemputmu pulang.

Orang bilang aku adalah mantan. Ingat aku bukan mantanmu, jadi aku tidak suka dengan perilaku pacarmu cemburu karena perbincangan kita. Aku juga bukan orang asing yang bisa dia jadikan bahan untuknya memulai perdebatan panjang denganmu. Apa mau ku? tidaklah pacarmu mengerti bahwa aku bukan orang yang harus di cemburui. Perihal cemburu itu bukan urusanku. Entah kenapa aku benci jika kamu tidak bahagia dengannya. Ahhh... Bodoh kenapa juga aku memikirkan kalian. 

Entahlah, rasa itu tidak pernah berubah.

Komentar

Postingan Populer