Bisik Senja di Suatu Petang

Setiap orang berhak untuk bahagia.
Setiap orang punya cara tersendiri untuk bahagia.
Maka jangan sesekali memaksa cinta, bisik senja disuatu petang.

Seseorang melepas pakuan matanya dari jingga sore itu, telah beberapa hari yang berulang, diam mengusir ingatan-ingatan yang berseliwiran di dalam kepalanya. Tentang apa yang harus diputuskan, tentang seseorang yang menanamkan kebodohan untuk dirinya, tentang cintanya yang entah. Lagi, ia jatuh cinta ditempat yang salah. 

Apakah ini sebuah karma?  Kerap ia berucap akan datangnya karma disuatu kelak, doa-doa mereka yang tersakiti tapi tidak untuk cinta. Ia meraba-raba ingatan lagi, adakah hati seseorang yang patah karenanya sehingga ia mendapat laknat dari masa lalunya. Seingatnya tidak, atau jika memang pernah ia benar-benar manusia pelupa, oh tapi tidak untuk cinta.

Tidak terlampau sering ia jatuh cinta, sesekali dan setia. Bagaimana hubungannya itu berakhir adalah tanpa sebab. Tidak ada perselingkuhan, tidak ada pertengkaran, tidak ada tuntutan, tidak ada alasan untuk mengakhiri sebuah hubungan olehnya, terkecuali rasa tak nyaman. Mungkin dirinya terlalu membosankan untuk dijadikan kekasih seperjalanan, ia pada akhirnya ditinggalkan tanpa sebab. Ya... tanpa pamitan ataupun meninggalkan pesan, begitu saja. Lalu hatinya kembali patah, cintanya menghilang entah kemana.

Adakah seseorang yang betah dengan cara mencintaiku?? 
Bertanya ia pada senja yang hampir tenggelam.
Setiap orang berhak untuk bahagia.
Setiap orang punya cara tersendiri untuk bahagia.
Maka jangan sesekali memaksa cinta, bisik senja disuatu petang.

Postingan Populer