Hari Yang Entah
Hari ini (entah, apakah akan menjadi hari yang dikenang atau sekedar terlewatkan) diwaktu pagi menunggu jadwal kedatangan kereta yang tak pernah tepat waktu, ditengah keramaian stasiun manggarai yang disesaki para perkerja dan sialnya didramatisir oleh ribuan rintik hujan dengan warna langit yang suram, terlintaslah pertanyaan tentang waktu, disebut apakah waktu ditengah minggu?
Dipikirannya,
Tengah hari adalah pukul 12 siang.
Tengah bulan adalah hari ke 15.
Tengah tahun adalah bulan ke 6.
Tengah minggu adalah sebuah pertanyaan.
Ia, dengan hal yang ada dalam pikirannya, melontarkan tanya pada seseorang yang terus berada dalam kepalanya dan menemukan jawaban jika tengah minggu adalah hari keempat dengan hitungan hari pertama bermula dari hari minggu. Jadi tengah minggu disebut hari rabu. Dia tidak terlalu sepakat dan masih terusik, jika hitungan hari dimulai pada hari minggu kenapa ada tanggal 1 dihari yang bukan minggu? Seseorang yang terus berada dalam kepalanya menjawab entah. Ia lalu bergumam "hari yang entah".
Menurutnya hari pertama bukanlah dihitung dari minggu, tapi hari saat dilahirkan. Karena ia lahir dihari senin maka ia menghitung hari dimulai dari hari senin. Dan ia merumuskan jawaban tengah minggu adalah hari peralihan antara hari rabu dan kamis, menurutnya dan khusus untuk dirinya. Kemudian seseorang yang terus berada dikepalanya balik bertanya, apakah ia lahir dibulan ini? (entah, apakah akan menjadi bulan yang dikenang atau yang terlewatkan) Bukan, sudah lama berlalu jawabnya. Lalu seseorang yang terus berada dikepalanya menebak, apakah di bulan lalu? Juni, jawabnya singkat. Seseorang yang terus berada dikepalanya berkata, bukan sudah lama berlalu tapi masih lama.
Juni ia disebut. Obrolan tentang pertanyaan disebut apakah waktu ditengah minggu berakhir pada waktu zuhur, kala seseorang yang terus berada dikepalanya berpesan sudah mendengar suara adzan. Telah melewatkan sudah pagi basah dihari yang entah, waktu yang cukup panjang. Maka dalam usainya sebuah tanya, Juni kembali memikirkan bagaimana caranya berucap rindu pada Mei, seseorang yang terus berada dikepalanya.
Dipikirannya,
Tengah hari adalah pukul 12 siang.
Tengah bulan adalah hari ke 15.
Tengah tahun adalah bulan ke 6.
Tengah minggu adalah sebuah pertanyaan.
Ia, dengan hal yang ada dalam pikirannya, melontarkan tanya pada seseorang yang terus berada dalam kepalanya dan menemukan jawaban jika tengah minggu adalah hari keempat dengan hitungan hari pertama bermula dari hari minggu. Jadi tengah minggu disebut hari rabu. Dia tidak terlalu sepakat dan masih terusik, jika hitungan hari dimulai pada hari minggu kenapa ada tanggal 1 dihari yang bukan minggu? Seseorang yang terus berada dalam kepalanya menjawab entah. Ia lalu bergumam "hari yang entah".
Menurutnya hari pertama bukanlah dihitung dari minggu, tapi hari saat dilahirkan. Karena ia lahir dihari senin maka ia menghitung hari dimulai dari hari senin. Dan ia merumuskan jawaban tengah minggu adalah hari peralihan antara hari rabu dan kamis, menurutnya dan khusus untuk dirinya. Kemudian seseorang yang terus berada dikepalanya balik bertanya, apakah ia lahir dibulan ini? (entah, apakah akan menjadi bulan yang dikenang atau yang terlewatkan) Bukan, sudah lama berlalu jawabnya. Lalu seseorang yang terus berada dikepalanya menebak, apakah di bulan lalu? Juni, jawabnya singkat. Seseorang yang terus berada dikepalanya berkata, bukan sudah lama berlalu tapi masih lama.
Juni ia disebut. Obrolan tentang pertanyaan disebut apakah waktu ditengah minggu berakhir pada waktu zuhur, kala seseorang yang terus berada dikepalanya berpesan sudah mendengar suara adzan. Telah melewatkan sudah pagi basah dihari yang entah, waktu yang cukup panjang. Maka dalam usainya sebuah tanya, Juni kembali memikirkan bagaimana caranya berucap rindu pada Mei, seseorang yang terus berada dikepalanya.
