Urung Pulang


Surau di seberang muara mengumandangkan alunan ayat-ayat Tuhan,  nyaring terdengar dalam ketenangan alam yang masih terlelap tidur, alunan merdu itu membangunkan aku dari lamunan. Tersadar aku tanpa ada rasa kantuk,  berdiri dari tengah malam di hadapan pintu tua rumah pak Ahmad.  Sekali lagi kuangkat tangan untuk mengetuk kayu tua itu namun keseribu kalinya keraguan itu menahanku. Mengepal menahan segala rasa namun embun subuh menyerap segala emosi, ku berlari ternyata rembulan semalam masih setia memberi sinarnya, memberikan cahaya untukku melewati jalan setapak ini. Ada bayangku yang  juga ikut berlari, Ku berhenti sejenak, menengok kebelakang. Rumah pak Ahmad tak lagi gelap. Bayanganku tersenyum, menyakinkanku melanjutkan langkah,  melepaskan keraguan akan ketidakmampuan melawan dunia. Dewa tak jadi pulang.

Komentar

Postingan Populer