Sebuah Bintang

Tuhan, kala itu ada satu cahaya datang menghangatkan tempat persembunyianku.
Tak tahu dari mana asalnya,
Yang ku tahu ruang gelap ini tak bercelah.
Kecil bersinar, menggoda.
Merambat, membuat ketidaknyamanan dalam kenyamanan yang telah lama dibuat.
Dan hati ini mulai gelisah,
kemungkinan apa yang akan terjadi dengan hadirnya cahaya itu.
Aku hanya berharap......





#1. Untuk seorang penyendiri. Sulit baginya memiliki satu rasa yang utuh. Dalam perjalanannya, tak banyak yang dia sukai. Sekedar berjalan mengikuti langkah kaki dan membuat jejak.  Menjauhkan diri dari keramaian. Mendekat pada tempat yang hanya ada dia dan dirinya. Akan terlalu rumit jika aku meminta penjelasan untuk itu, katanya.

Benar-benar sulit untuk mendapatkan pengertiannya. Menunjukan siapa dia adalah masalah sendiri untuk ku. Bukan seperti orang yang berkata “ya ini aku” tapi lihatlah dia lebih dekat dan kamu akan mengerti “itu dia”, Menyebalkan berlama-lama bersama dia.



#2. Dan dia temukan kau di depan sana, pertama dan sampai saat ini perasaan itu tidak berubah. Naluri membawanya untuk dapat dekat denganmu dan menjadi episode panjang saat perasaan yang meluap-luap itu tertumpahkan. Arghhh bodohnya dia telah jatuh cinta. Tak bisa mematikan rasa untuk kamu. Jika sudah begini biarkan dia mencinta, tak usah ditanggapi. Ini adalah bagian egois dari ketakutannya. Menyedihkan memang, dasar penakut.



#3. Larut terbawa oleh waktu, kamu dan dia. Kalian, mulai menuliskan cerita seiring dengan bergantinya pagi dan malam. Dan cerita ini seringkali menarik perhatian, mereka mecoba menebak, menjawab tanya yang selalu tergantung. Apakah kalian ini? Sampai pada kesimpulan, dia tak peduli akan itu. Dia adalah penyendiri, miliki caranya sendiri untuk mencintai.



#4. Tanpa sebuah alasan dia membuat kisah ini menjadi rumit. Tak tahu harus apa untuk menuliskan cerita pada bagian ini. Seperti tak pernah memikirkan perasaanmu. Kau tanyakan apakah dia tahu perasaanmu. Kau tanyakan kenapa dia tak pernah menanyakan itu. Kau katakan kenapa hanya dia yang selalu mengatakan perasaannya. Bagaimana perasaanmu terhadap dia?. Dan kau tahu, dia tak pernah mencari tahu, dan dia tak ingin tahu. Dia membenci itu.

Kau hanya sedang tidak beruntung, berhadapan dengan ke egoisannya, dan kau rapuh, hatimu menyimpan semua rasa yang dia tinggalkan. Mungkin manis saat ini dan mungkin menjadi racun kelak, dan janganlah kau merasa ketir karena dia tidak berbohong.  





#5. Malam, ada disuatu tempat gelap dia menyembunyikan diri, lagi. Menikmati kenyamanan dalam segala kegelisahan dan pelampiasan. Sedih, kesal, marah lalu menyiksa diri. Hanya ingin bahagia namun tak mengerti apa itu bahagia. Menciptakan bayang yang membuat perasaan menjadi aneh. Tak akan aneh jika kau tahu dunia yang dia diami saat ini. Sebuah tempat dimana dia berani menatap dunia dengan mimpinya, mampu menjadi apa yang dia inginkan.



#6. Pagi ini dia tak berani mencintaimu lebih dalam. Semakin dalam akan terasa semakin cinta.  Semakin dalam akan semakin menyakitkan kamu, juga dia. Mungkin kalian harus melepas rasa yang tidak terikat ini. Yah, meski tidak terikat tapi rasa ini jelas kuat untuknya  juga untukmu. Damai mencintaimu tanpa harus memilki. Dan tanpa kau pikirkan, dia selalu  siap jika suatu hari akan kehilanganmu secara untuh.



#7. Tuhan, jika kenyamanan itu ada pada ikatan yang tak terjalin, apakah dia masih ingin tetap berada disampingku? Entah sebagai teman, sahabat atau kekasih. Sudah aku katakan, kamu adalah wanita yang menjatuhkan hatinya. Pernah ku ucapkan sekali dan tak pernah ku ulangi lagi, aku mencintaimu. Katanya.



Komentar

Postingan Populer