Menunggumu dan Melepaskannya

Menunggu dan melepaskan adalah satu kombinasi yang menyakitkan. 

Menunggu butuh kesabaran. Disaat itu sabar adalah satu keyakinan yang membuat diri bertahan dalam penantian sebuah harap. Sabar berada ditempat yang sama dalam detik yang terus berganti. Sabar yang mengartikan kebodohan bahwa ada pilihan lain selain itu. Menutup mata, menutup telinga, melihat dan mendengar dia yang entah dimana. Bersabar dalam doa, berharap saat nanti membuka mata ada dia merentang senyum dan membuka pelukan hanya untuk ku.

Sampai saat ini aku masih sabar menunggumu tanpa sebuah syarat. Iya hanya menunggu, menunggumu kembali mengucapkan "aku pulang, aku merindukanmu". Tapi kenyataannya sabar itu menyakitkan, coba saja kau tanya Tuhan. Betapa bodohnya aku yang tak ingin menyesal.

Melepaskan butuh keihklasan, dan itu adalah hal yang lebih menyakitkan lagi. Saat memori memutar kembali waktu, keindahan dulu bagai racun rasa madu, manis dan membunuh. Jika iya ikhlas terucap dan dunia mendengarnya, mungkin saja ia tertipu bahwa sudahlah ia terlepas, tapi apa? hanya Tuhan yang tahu seihklas apa aku melepaskannya.

Baik menunggumu atau melepaskannya adalah kesakitanku. Tolong, aku harus hidup.






Komentar

Postingan Populer