Cerpen Amir

Pagi ini aku kembali sakit perut, bukan karena salah makan  atau karena cacing-cacing diperut belum aku kasih makan tapi karena kaget. Yah, setiap kali aku kaget dengan hal sekecil apapun perutku mulai bereaksi, rasanya seperti ada puluhan tangan yang meremas isi dalam perutku, terasa panas dan aku mulai berkeringat dingin.

"Amir, sekarang giliran kamu maju kedepan .... Ayo nyanyikan lagu yang ibu ajarkan tadi"  perintah bu Santi, ia adalah guru kesenianku. 

Bu Santi pandai sekali bernyanyi, ia mempunyai suara yang merdu tapi tidak denganku. Semenit berlalu,  aku diam, seisi kelas hening, beberapa anak mengalihkan pandangan mereka ke arahku, dan sakit perutku semakin menjadi. Bu Santi kembali menyuruhku maju ke depan kelas.

"Amir... Ayo maju" ajak bu Santi disertai senyum.

Aku menggeser tempat duduk dan melangkah kedepan, dagdigdug jantungku seperti pukulan bedug. Aku gemetar, perutku masih sakit dan aku sudah berdiri di depan kelas. Lalu kelaspun menjadi ramai,   membahana oleh tawa. 

"Sstttttt.... Anak-anak tenang" Bu Santi meredam suara mereka.

Aku tak berani menatap kedepan, menunduk sajalah itu mungkin akan lebih baik pikirku, namun nyatanya perutku semakin tak karuan, dan bodohnya lagi aku tahu tepat dihadapanku mereka mengatupkan mulut menahan tawa, dan aku semakin tak nyaman ada disini.

Beberapa saat kemudian, kudapati diriku terbaring di ruang UKS, masih sama seperti sebelumnya.

Komentar

Postingan Populer