Cerpen Si Jari Manis

Jari si bocah periang. Ia tidak pernah terlihat sedih, selalu dalam keadaan manis.

Pagi ketika gerbang sekolah dibuka Jari selalu menjadi murid pertama yang hadir disekolah. berikutnya menyusul teman-teman Jari bersama orangtua yang mengantarkan mereka. Jari biasa duduk dibawah pohon beringin disamping kelasnya. Dari sanalah ia dapat melihat teman-temannya yang baru datang ke sekolah. Jari senang melihat mereka, begitupun teman-temannya. Merekapun berkumpul dan langsung masuk kelas, Pak guru belum datang. Masih ada waktu untuk teman-teman Jari mengerjakan PR. Menyalin PR yang sudah Jari buat. Jadi begitulah PR mereka terselesaikan. Mereka semua senang.

Teng teng ....
Lonceng istirahat berbunyi.
Semua berlarian keluar kelas, terkecuali Jari. Ia masih berada di dalam kelas. Tidak ada yang dilakukannya disana. Hanya duduk diam di bangku menunggu lonceng masuk dibunyikan. 

"Iya, kalian boleh pulang sekarang" Kata pak guru.
Semua kembali berlarian ke luar kelas, terkecuali Jari. Ia murid terakhir yang keluar kelas. Pak guru tidak bertanya lagi kenapa Jari pulang paling akhir, sepertinya Ia sudah bosan.

Jari pulang dengan melangkah riang di trotoar, anak ini malas merasakan panas padahal matahari siang itu sangat terik. Satu jam melangkah ria Jari memasuki gang sempit. Ada di ujung gang sana rumahnya Jari. Tepat dibelakang tembok besar, pembatas kompleks perumahan yang di huni Raya, salah satu teman Jari yang ikut mengerjakan PR tadi pagi. Jari sampai dirumah. Ia mulai mengatup bibir, tegang, mulai mual. Jari tidak lagi ceria. Tak lagi manis.

Komentar

Postingan Populer