Jumat Pagi Bersama Nona Molly

"Apa kabar lu??"
"Baik Non" jawabku. Jumat ini aku bertemu dengan Nona Molly. 

Mendung menyelimuti langit, aku memandang awan abu-abu itu dibalik jendela tanpa adanya senyum. Rasanya sedikit aneh, masih terlalu pagi untukku bangun, tapi entah kenapa aku terbangun. Tidak ada yang kulakukan, setengah jam berlalu hanya mengamati langit yang tidak juga berubah warna. Oh Tuhan, aku tersentak kaget. Tanpa ku sadari Nona Molly sudah berada disampingku. Kenapa tidak ada pemberitahuan tentang ini. Sejak kapan dia ada disini? Ah sial, dia malah tergelak melihat ekspresi bingungku. Aku menenangkan diri. Ku tangkap dia masih cantik seperti biasanya mengenakan dress cokelat, wajahnya dilapisi makeup, manis. Tapi kenapa terlihat pucat, nampak kurus.

Aku tidak bertanya ada apa, kenapa, atau apa alasan dia ada disini. Kami hanya bercerita tentang hal yang dulu pernah kami lakukan. Sekolah, sahabat, dan cinta. Halah..... bodohnya tidak ada cerita lain lagi. Untuk kesekian kalinya Tuhan memberikan waktu pada kami bertemu, hanya cerita itu dan itulah yang kami bicarakan. Aku dan Nona Molly.

Hadirnya dia pagi ini bukan untuk mengulas cerita-cerita bodoh itu. Aku tahu ada yang ingin dia ceritakan dan ceritanya adalah cerita-cerita bodoh yang dari tadi kami ulang. Haha... Seperti inilah kami bercerita, mengungkapkan kesedihan, kemarahan, rasa sakit dalam tawa yang dibuat buat. Nyatanya kami ini kuat jika sedang berhadapan, tidak seperti sedang sendiri, lemah.

Mendung masih menjuntai diatas, menipu kami. Hari sudahlah siang. Kami mengakhiri cerita Jumat ini. Nona Molly pulang. Aku melambaikan tangan padanya, berteriak "Hati-hati Nona". Dia hanya hanya tersenyum dan itu manis. Kami berpisah, entah kapan akan bertemu lagi. Seketika rintik mulai turun, sepertinya Nona Molly menangis.

Nona Molly, karakter bodoh yang ikut mengambil peran dalam drama kehidupanku. Wanita keras kepala ini   sedang berjuang seperti aku dan yang lainnya. Berjuang untuk hidup. Ia menguatkan diri dengan beban yang dipangkunya. Bagaimana ia bisa kuat berhadapan dengan masalah ekonomi keluarganya, dengan perasaan hatinya yang galau berkepanjangan karena sang mantan. Ia punya cara sendiri menghadapi itu. Ia tidak ingin dikatakan lemah jadilah ia wanita anggun yang terlihat sombong. Ia adalah satu diantara pejuang kehidupan yang menguatkanku.

Jumat pagi itu memberikan pesan jika sahabat itu saling menguatkan.

Komentar

Postingan Populer