Seharusnya...

Yang menjadi musuhmu kini bukan dia, tapi dirimu sendiri. Sesungguhnya terlalu dalam sahabat, mencintainya dengan sepenuh hati di usiamu yang masih muda. Sadarkah bahwa cintanya sudah memberi warna kelam dihatimu. Tak mampu lagi kau melihat kebenaran yang jelas nampak di depan matamu.

Kalut melebihi galau ketika manisnya cinta hanya dapat dinikmati sesaat. Kau benamkan diri dalam hujan tak mendung saat niat putus itu terlepas. Kau coba mempertahankan kejujuran cinta itu, dengan segala cara, berusaha bertahan tapi kenyataannya nafsu makanmu ikut lepas dan dia terus menebar pesona.

Berpura membencinyapun kau tak mampu, sedih melihatmu yang seakan kuat. Seribu nasehat belum bisa menjadi obat. Ah kau membuat banyak orang marah. Membuat dirimu menderita adalah hal bodoh. Itu bukan dirimu, andai kau bisa memahami sedikit saja usia mudamu. Tak akan pernah kau larut dalam sikap manja yang membuat dirimu nyaman dalam lara hati.

Mungkin terlalu cepat untukmu menemukan orang yang sempurna, cepat membuatmu jatuh cinta dan cepat pula membuatmu patah hati. Dan ada di dalam catatan ini, tak dapat menyalahkan alasan kenapa kau larut dalam sikap tak wajar ini, karena akupun tak ingin tahu alasan kenapa kau mencintainya. Jadi, cobalah untuk melawan dirimu sendiri. Bagaimana kau melanjutkan hidupmu yang masih muda ini adalah dialog antara kau dan dirimu. 

Cinta itu bukan sebuah alasan.

Komentar

Postingan Populer